1.
Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif
1.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang
terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum
tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif. Sistem dalam
masyarakat saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang
membentuk suatu kesatuan
1.2 Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
Adapun beberapa syarat untuk
menjadi masyarakat yaitu :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus
banyak, bukan pengumpulan binatang
2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang
lama disuatu daerah tertentu
3. adanya aturan-aturan atau undang-undang yang
mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.
Sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudia berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemasyarakatan.
Berdasarkan mata pencaharian.para
pakar ilmu sosial membagi: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis,
masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga
disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan
pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat
agrikultural tradisional.
Berdasarkan struktur politiknya
masyarakat dibagi:berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat
masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
1.3 Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan atau urban community adalah
masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya,. Tekanan pengertian
“kota” terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan.
1.4 2 Tipe Masyarakat
Tipe – Tipe Masyarakat
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat
terbuka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Masyarakat Terbuka
Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi. Dalam tipe
masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif.
Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat
tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat
menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya.
Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern
2. Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup
sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan
hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya
mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau
menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
1.5 Ciri Masyarakat Kota
Ciri dari masyarakat perkotaan,
yaitu:
· Memiliki hubungan sosial yang
memiliki sifat patembayan atau gesselschaft.
· Mempunyai sinergi keruangan.
· Kekuatan dari keagamaan yang tidak
terlalu kuat.
· Sifat individualisme.
· Pemikiran lebih rasional.
· Gaya hidup lebih mewah.
· Memiliki pendidikan yang relatif
tinggi.
· Tidak memiliki ikatan yang baik
dengan kebudayaan dan adat istiadat.
· Gaya hidup lebih modern.
· Terpengaruh dari budaya asing.
1.6
Perbedaan Antara Desa Dan Kota
Perbedaan Masyarakat kota dan pedesaan
1. Masyarakat Pedesaan :
Kenyataan alam sangat menunjang kehidupan
Masyarakat Perkotaan : Cenderung bebas dari
kenyataan alam
2. Masyarakat Pedesaan :
Pekerjaan yang menonjol adalah bertani, nelayan, beternak
Masyarakat Perkotaan : Beraneka ragam dan
terspesialisasi
3. Masyarakat Pedesaan :
Komunitas lebih kecil dengan tingkat kepadatan rendah
Masyarakat Perkotaan : Lebih besar dan
kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
4. Masyarakat Pedesaan :
Ukuran strata sosial berdasarkan kepimilikan tanah, agama, dan adat.
Masyarakat Perkotaan : Ukuran pada kekayaan
materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial relatif besar.
5. Masyarakat Pedesaan :
Homogenitas dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
Masyarakat Perkotaan : Heterogenitas dalam
ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
6. Masyarakat Pedesaan :
Mobilitas sosial relatif kecil karena masyarakat homogen
Masyarakat Perkotaan : Mobilitas sosial
relatif besar karena masyarakat heterogen
7. Masyarakat Pedesaan : Pola
kepemimpinan kualitas pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan
pengalaman
Masyarakat Perkotaan : Pola kepemimpinan
lebih di tentukan oleh hirarki dan birokrasi
8. Masyarakat Pedesaan :
Interaksi sosial bentuk umumnya adalah kerjasama konflik sedapat mungkin
dihindari, cenderung bersifat informal
Masyarakat Perkotaan : Bentuk umumnya
adalah persaingan bermotifkan ekonomi, cenderung bersifat formal
9. Masyarakat Pedesaan :
Solidaritas sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam berbagai
macam kegiatan
Masyarakat Perkotaan : Solidaritas masih berorientasi pada
kepentingan tertentu
2. Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang
terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara
mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan
tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan.
Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman.
Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila
pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen
mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang
tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang
tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa
cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam
hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
3. Aspek Positif dan
Negatif
3.1
Aspek Positif dan Negatif
Aspek positif:
1. Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota
2. Kota dan desa adalah saling membutuhkan
3. Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya
Aspek negatif:
1. Desa biasanya lebih
direndahkan dari kota
2. Masyarakat kota
biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa
3. Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa
dapat menyebabkan perpecahan.
3.2
5 unsur lingkungan perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan
sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam
komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat
dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang
meliputi :
1. Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang
dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk
melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini
menghadapkan :
>dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai
dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
>memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar
dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai
lingkungan yang aman dan menyenangkan
2. Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi
suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi
untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya
didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah
lainnya.
4. Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan,
kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi
suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk
fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan
jaringan utilitas kota.
3.3 Fungsi Eksternal Kota
1. Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah
tertentu
2. Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih
luas
3. Pusat dan wadah kegiatan ekonomi
4. Simpul komunikasi regional/global
5. Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus
regional/global.
4.
Masyarakat Pedesaan
4.1
Pengertian Desa
Desa, atau udik, menurut definisi
"universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan.
Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia
di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa
4.2
Ciri-Ciri Desa
1 Proses sosialnya berjalan lambat
2. Sifat gotong royong masih kuat
3. Tingkat pendidikannya relatif rendah
4. Golongan orang-orang tua kampung umumnya memegang peranan penting
5. Masyarakanya masih memegang norma-nomra agama secara kuat
6. Warga masyarakatnya memiliki hubungan kekerabatan erat karena berasal dari satu keturunan
7. Corak kehidupannya bersifat paguyuban
8. Struktur ekonominya agraris
9. Cara bertaninya sebagian besar masih tradisional
4.3 Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan
Menurut Rouceck dan Warren berikut ini
ciri-ciri masyarakat pedesaan:
1. Hubungan masyarakat bersifat
kekeluargaan
2. Mobilitas penduduk rendah, baik
mobilitas horizontal (perpindahan tempat) dan mobilitas sosial (status sosial)
3. Keluarga di pedesaan yang masih
tradisional memiliki banyak fungsi, khususnya sebagai unit ekonomi
4. Kelompok penduduk yang bermata
pencaharian utama di daerah tertentu dan mempunyai peran yang cukup besar
5. Komunikasi keluarga terjadi secara
langsung, mendalam, dan informal
6. Suatu kelompok dibentuk berdasarkan
faktor geografis
4.4 Macam-Macam Pekerjaan Gotong Royong
1. Bekerja sama membangun jembatan
2. Gotong royong dalam kerja bakti
membersihkan lingkungan
3. Gotong royong memperbaiki jalan
4. Bekerja sama menjaga keamanan dan
kerukunan tempat tinggal
5. Bergotong royong dalam menyelesaikan
masalah (muayawarah)
6. Bekerja sama membersihkan parit
4.5
Sifat dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat
In¬donesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang
bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara
sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai,
harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap
sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan
keruwetan atau kekusutan pikir.
Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan
kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat
yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat
pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand
Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban
masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat
itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal
bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam
masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
4.6 Macam-macam Gejala Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial,
khussunya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan
penuh dengan ketegangan-ketegangan social.
Gejala- gejala social itu adalah :
a. Konflik (
Pertengkaran )
Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada
masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar ruamah tangga
b. Kontraversi (
Pertentangan )
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep
kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (
black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini
dari sudut kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi (
Persiapan )
Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain
mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka
wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negative.
4.7
Sistem Budaya Petani di Indonesia
a) Para petani di Indonesia di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa
hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi
itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan
diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan
sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin
dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
b) Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan
kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
c) Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang
memperdulikan masa depan, meraka kurang mampu untuk itu.Bahkan kadang-kadang ia
rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali
sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka)
d) Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam
atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang
adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup
saja dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
e) Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup
bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung
kepada sesamanya.
4.8 Unsur- Unsur Desa
Beberapa Unsur yang terdapat pada desa yaitu :
1. Daerah, dalam arti
tanah-tanah dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah hal
yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk desa setempat.
3. Tata Kehidupan, dalam
hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak
berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan.
4.9
Fungsi- Fungsi Desa
Fungsi Desa Adalah:
1. desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi
sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2. desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai
lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3. desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa
agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll
5. Perbedaan
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto
(1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan
pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun
kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota
yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem
yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial
yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula.
Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat
menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat
dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan
(Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi
sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan
penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian,
walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat
gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan
di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang
peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah
pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai,
ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada
mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu
masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1. jumlah dan kepadatan
penduduk
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian
4. corak kehidupan
sosial
5. stratifiksi sosial
6. mobilitas sosial
7. pola interaksi sosial
8. solidaritas sosial
9. kedudukan dalam
hierarki sistem administrasi nasional
Mata pencaharian adalah perbedaan paling menonjol antara desa dan
kota. Karena:
· Kegiatan penduduk desa berada di sektor
ekonomi primer yaitu bidang agraris.
· Kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yng
meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa.
· Jadi kegiatan di desa adalah mengolah bahan-bahan mentah, baik
bahan-bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan yang
berasal dari desa
menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi
yang dapat segera di konsumsi.
SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://fahmizrzndr8.blogspot.com/2015/11/masyarakat-perkotaan-dan-masyrakat.html
http://bluestranger1104.blogspot.com/2015/12/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat.html
http://gunadarma-prikun.blogspot.com/2013/12/bab-vii-masyarakat-pedesaan-dan.html
https://brainly.co.id/tugas/12398971
https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/5-unsur-lingkungan-perkotaan/
https://geograpik.blogspot.com/2020/08/sebutkan-ciri-ciri-desa-menurut-para.html
https://brainly.co.id/tugas/7082623
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/macam-macam-pekerjaan-gotong-royong-menjelaskan-sifat-dan-hakikat-masyarakat-pedesaan-menyebutkan-macam-macam-gejala-masyarakat-pedesaan-menjelaskan-sistem-budaya-petani-indonesia-menyebutkan/
Komentar
Posting Komentar